PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2017-2020 dengan Mempertimbangkan Kriteria Tertentu)
A. Manajemen Keuangan
Pengetahuan manajemen keuangan diperlukan tidak hanya bagi mereka yang terlibat langsung dalam pengelolaan keuangan perusahaan atau keuangan, tetapi juga bagi mereka yang tugas atau kegiatannya secara tidak langsung terkait dengan masalah keuangan, seperti manajer pemasaran, manajer produksi, dan manajer sumber daya manusia. Hal ini mengingat tanggung jawab dan aktivitas manajer keuangan yang bekerja di berbagai profesi keuangan, baik sebagai bantuan keuangan maupun sebagai penghasil dana. Tujuan dari teori keuangan adalah untuk memaksimalkan keuntungan pemegang saham atau pemilik perusahaan (kekayaan pemegang saham). Tujuan normatif ini dicapai melalui peningkatan nilai pasar perusahaan. Pengelolaan keuangan (financial management) berkaitan dengan investasi, pengelolaan keuangan, dan pengelolaan keuangan, menurut Horne dan Wachowicz (2005:3). b) Kajian manajemen keuangan harus dapat menjelaskan berbagai keputusan yang harus diambil, seperti keputusan kebijakan investasi dan dividen (disebut juga keputusan bagi hasil) dengan tujuan meningkatkan nilai atau kemakmuran pemegang saham perusahaan. Pengambilan keputusan keuangan memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan yang berarti meningkatkan kekayaan pemilik perusahaan, dalam hal ini para pemegang saham. Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa mencapai kemakmuran memerlukan memaksimalkan nilai sekarang, atau nilai sekarang dari semua manfaat masa depan, yang diterima oleh pemilik perusahaan.
Dalam perkembangannya manajemen keuangan semula dinamai manajemen pembelanjaan karena pada saat itu manajer keuangan hanya berusaha mencari dana dari dalam (internal financing) perusahaan. Menghimpun dana dari dalam perusahaan guna untuk memenuhi kebutuhan modal yang berasal dari pemilik atau calon pemilik. Sedangkan menghimpun dana dari luar perusahaan (external financing) bisa dilakukan dengan mengambil dari sumber-sumber modal yang berasal dari luar perusahaan misalnya melakukan pinjaman dari bank atau investor, atau menjual obligasi (tanda bukti hutang perusahaan kepada pihak luar perusahaan).
B. Teori Struktur Modal
Menurut teori struktur modal:
1. Teori Struktur Modal Modigliani dan Miller (1958) Menurut Modigliani dan Miller (1958) Teori Struktur Modal MM, nilai pasar perusahaan tidak terpengaruh oleh struktur modalnya di pasar yang berkinerja baik. Perlakuan yang berbeda atas bunga dan deviden, menurut Modigliani dan Miller, akan menghasilkan sumber daya yang berasal dari semua hutang dan pengurangan pajak karena penggunaan dana dalam pendapatan perusahaan, tetapi perlakuan pajak penghasilan atas keuntungan yang diperoleh investor akan mengurangi keuntungan yang digunakan. (tingkat pengembalian yang diperlukan), sehingga mendorong penggunaan ekuitas untuk sumber daya. Ini mungkin tidak mungkin untuk membiayai perusahaan sepenuhnya dengan hutang karena ini akan menurunkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dari penggunaan ekuitas.
2. Teori Pecking Order Teori pecking order, kami memiliki ide-ide berikut: Pertama, perusahaan memilih sumber pendanaan internal. Hal ini karena dana tersebut diperoleh tanpa menimbulkan sinyal negatif yang dapat menurunkan harga saham. Kedua, jika perusahaan membutuhkan sumber pendanaan eksternal, tahap pertama adalah penerbitan utang dan penerbitan saham adalah langkah terakhir. Artinya, penerbitan utang sepertinya tidak akan dianggap sebagai sinyal buruk oleh investor.
Menurut Sudanae (2011:175) ada dua teori Peccking order dalam dunia praktik yakni:
1. Pemakaian Sumber Interrnal Suatu perusahaan memiliki kewajibannya yang harus dibayar berupa utang. Dalam kondisi ini masyarakat melihat utangnya mendekati bebas risiko sementara manajer melihat besar kemungkinan utangnya gagal bayar.
Manajer akan mencari jalan keluar dengan mendanai proyek menggunakan laba ditahan.
2. Memuncullkan sekuritaas yang berisiko sedikitt Dari sudut pandang investor, obligasi korporasi relatif kurang berisiko dibandingkan saham. Hal ini karena investor obligasi dapat memperoleh pendapatan yang stabil jika dapat menghindari kesulitan keuangan perusahaan.
C. Struktur Modal
Kebijakan struktur modal adalah keputusan antara pendekatan berbasis risiko dan menghindari risiko. Jika perusahaan memenuhi kebutuhan keuangannya dengan memprioritaskan pemenuhan sumber internal, ketergantungannya pada pihak ketiga akan sangat berkurang. Jika kebutuhan uang tunai konstan karena ekspansi perusahaan, dan semua dana internal telah habis, satu-satunya pilihan adalah mendapatkan dana dari luar organisasi, baik dengan mengeluarkan hutang baru. Sangat penting untuk mencari keseimbangan terbaik antara dua sumber pendanaan Berbagai pertimbangan harus dipertimbangkan saat memilih struktur modal, menurut Husnan (1993:269). Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Lokasi bagi hasil Suatu yg ingin diicapai bagi perusahaann ialah apa yang dimaksud dengan posisi distribusi keuntungan. Dengan varians yang sama, semakin besar "nilai yang diantisipasi" dari keuntungan, semakin kecil kemungkinannya untuk kalah.
2. Konsistensi pendapatan dan laba Aspek lain yang mempengaruhi stabilitas laba adalah jumlah laba dan jumlah utang yang dapat ditentukan untuk menentukan penjualan. Spread akan lebih rendah jika profit lebih konsisten.
3. Kebijakan dividen Banyak bisnis berusaha untuk mempertahankan kebijakan dividen yang konsisten.
4. Pertahankan kendali atau pertahankan kendali Daripada menerbitkan saham baru, korporasi mungkin memilih untuk menggunakan "leverage" tingkat tinggi. Terlepas dari kenyataan bahwa pengeluaran lebih menguntungkan, korporasi lebih suka meminjam. Hal ini disebabkan keputusan perusahaan untuk membagi kepemilikan (yang juga termasuk “pengendalian”) dengan pihak lain. Karena tidak menutup kemungkinan pihak yang semula menguasai mayoritas saham akan memotong pembagiannya sebagai akibat dari perebutan saham baru. Akibatnya, kendali perusahaan akan berkurang.
5. Ada kemungkinan Anda akan bangkrut. Pada kenyataannya, begitu sebuah perusahaan mencapai jumlah "leverage" tertentu, tingkat bunga naik dengan cepat karena kreditur menjadi cemass tentang kerugian kantor. Akibatnya, jumlah pinjaman akan lain darii angka tertentu. Mustafa mengatakann (2017:86) ada bagiian yg mempengarruhi keputusan struktuur dana :
1. Tingkat pertumbuhan penjualan di masa depan Meskipun pertumbuhan perusahaan tetap konstan, ia akan menghasilkan laba yang cukup besar untuk mengurangi utangnya, bahkan jika ia tidak dapat menggunakan utang dalam operasinya. Di sisi lain, jika pertumbuhan perusahaan sedang, atau bahkan tidak ada, kemungkinan korporasi menggunakan utang lebih tinggi.
2. Stabilitas dan pertumbuhan penjualan Jika penjualan perusahaan berkembang secara teratur, perusahaan secara otomatis akan mendapatkan pendapatan yang cukup untuk mengurangi hutangnya dan bahkan menghilangkan penggunaan hutang dalam operasi perusahaan. Sebaliknya, jika penjualan perusahaan tetap datar, perusahaan akan menurunkan kas yang terkumpul, yang mengakibatkan peningkatan hutang perusahaan.
Bagian harta Jika sebuah perusahaan memiliki modal yang cukup, tidak perlu pinjaman. Jika tidak, perusahaan dengan modal rendah akan mengandalkan pinjaman.
Sikap manajemen Beberapa pemimpin dalam bisnis perusahaan berani mengambil risiko, sementara yang lain menolak mengambil risiko. Manajer yg berani mengambil risiko adalah manajer yang ingin bertindak positif dan selalu mengembangkan bisnis perusahaan, membutuhkan modal yang besar, dan berani meminjam atau meminjam uaang.
Kondisi Pasarr Pasar modal mudah untuk mendapatkan uang dalam bentuk pinjaman, sehingga perusahaan dapat dengan mudah mendapatkan pinjaman yang cukup besar dan sebaliknya.
Pajak Karena tarif pajak cukup tinggi, perusahaan akan ingin memperoleh jalur kredit yang cukup besar. Selain itu, karena perusahaan terlilit hutang, maka korporasi akan membayar bunga yang cukup tinggi untuk menurunkan laba yang akan dikenakan pajak. Sebaliknya, perusahaan tidak akan memberikan kredit besar jika tarif pajaknya cukup rendah. Menurut Husnan (1989:264) terdapat berbagai metode penentuan struktur modal :
1. Analisis EBIT-EPS Leverage keuangan melibatkan penggunaan dana yg didapatt melalui uang tetap tertentu serta impiian memperbanyak pengembalian pemegang modal mereka. Leverage yang menguntungkan terjadi ketika perusahaan memperoleh lebih banyak dari dana yang dibeli daripada biaya untuk menggunakan dana tersebut. Leverage negatif terjadi ketika keuntungan dari penggunaan dana tidak cukup besar untuk menutupi biaya dana.
2. Analisa Aliran Kas Sangat penting untuk mengevaluasi kemampuan arus kas perusahaan untuk membayar kewajiban tetap perusahaan sambil memutuskan struktur modal (beban) yang benar. Semakin banyak hutang dan semakin pendek durasinya, semakin tinggi biaya tetap perusahaan. Pokok, bunga, pembayaran sewa, dan dividen saham preferen adalah semua biaya tetap. Karena beban harus dipenuhi dengan kas, perusahaan harus memperkirakan arus kas masa depan sebelum memutuskan penambahan beban tetap. Semakin kuat kemampuan perusahaan untuk menggunakan hutang, semakin besar dan semakin dapat diandalkan arus kasnya.
3. Membandingkan Rasio Struktur Modal Perusahaan yang digunakan seringkali berasal dari industri yang sama. Apabila perusahaan yang dinilai mempunyai struktur modal yang jauh menyimpang dengan struktur modal industri maka biasanya terjadi kecurigaan terhadap perusahaan tersebut, meskipun demikian tidaklah mesti perusahaan tersebut salah bisa jadi perusahaan-perusahaan lain pada industri sama terlalu konservatif dalam penyusunan modalnya (dengan kata lain mungkin komponen modal sendiri terlalu besar) mungkin struktur modal yang optimal pada industri seharusnya lebih banyak menggunakan komponen hutang. Dengan demikian penggunaan hutang dalam proporsi cukup besar (kalau dibandingkan dengan rata-rata industri) dari perusahaan tersebut, mungkin bisa dibenarkan. Meskipun demikian, karena para investor cenderung membandingkan dengan industri perusahaan perlu pula menaruh perhatian dalam hal ini. Struktur modal bisa diperhatikan melalui rasio yaknii debt to equity ratio (DER), long term debt to equity ratio (LtDER) dan debt to asset ratio (DAR).
Rasio utang terhadap ekuitas (DER) didefinisikan oleh Kasmir (2014:157) sebagai jumlah liabilitas kepada modal. Saat menghitung jumlah ini, semua piutang , termasuk utang lancar, dibandingkan dengan total ekuitas.
Rumus untuk menghitung jumlah liabilitas kepada modal Rasio ini digunakan untuk menghitung nilai setiap rupiah dari modal sendiri yang digunakan sebagai jaminan utang. Rasio utang terhadap ekuitas memiliki dampak langsung pada risiko keuangan organisasi atau perusahaan.
Peluang bahwa korporasi akan gagal memenuhi kewajibannya dikenal sebagai risiko keuangan. Ketika rasio utang terhadap ekuitas perusahaan tinggi, itu meningkatkan kemungkinan gagal dan dilikuidasi.
LtDER adalah jumlah dipakei agar menakar pengembalian terus-menerus dibandingkan serta keseluruhan dana, menurut Fahmie (2013, 182).
Debt to Equity Ratio = Total Hutang Ekuitas
Long Term DER = Hutang jangka panjang Modal sendiri
Menurut Kasmir (2017:112), ukuran seberapa besar piutang dimanfaatkan dalam mendanai aset perusahaan atau seberapa besar utang mempengaruhi manajemen asset disebut sebagai debt to asett ratio.
D. Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan menurut Agus Prawoto (2016:21), merupakan penjumlahan dari seluruh aset, baik aset berwujud fungsional atau non fungsional. Apabila tatanan modal industri diperhitungkan, anggaran industri mengacu pada seluruh komposisi modalnya, yaitu nilai pasar wajar. Sementara itu, Hery (2017:5) mendefinisikan nilai sebagai penilaian investor atas kesuksesan seorang pemimpin melalui pengelolaan kualitas industri yg didelegasikan, yg seringkali pada tarif kontribusi. Adanya keterkaitan kendala serta manfaat yg diimpikan, menurut Husnan (1993:36), merupakan aspek penting dalam penilaian perusahaan. Karena investor berisiko merugikan, jika mereka disajikan peluang investasi yang bebas risiko, mereka akan memperoleh tingkat pengembalian yang lebih tinggi. Ada berbagai macam nilai perusahaan, menurut Yuliius dan Taringan (2007:3):
a. Hitung Pasar Wajar Hitung simbolis yaitu jumlah yg secaara resmi ditentukan melalui perhiitungan awal perusahaan.
b. Harga Pasar Debt to Asset Ratio = Total utang
Total aktiva Nilai pasar, juga dikenal sebagai nilai tukar, yaitu hargaa yg dihasilkan melalui tahapan negosiasi pekan andil. Hanyya ketika andil industri dipasarkan ddi bursa andil, anggaran pekan dapat dihitung.
c. Nilai Intrinsik Taksiran intrinsik ini mengacu pada nilai asli yang dinilai perusahaan. Dalam pengertian ini, nilai suatu korporasi ditentukan tidak hanya oleh harga asetnya, tetapi juga oleh nilainya sebagai entitas komersial yang mampu menghasilkan laba.
Harga sebuah perusahaan sering dibandingkan dengan nilai bukunya untuk menentukan nilainya. Nilai harga buku adalah jumlah yg menampilkan selisih biaya pekan per andil melauii taksiran arsip per andil, Menurut Herry (2016:145).
Melalui PBV ratio para pemegang saham atau investor bisa mengambil keputusan dalam berinvestasi dimana semakin baik kemampuan perusahaan atau performa perusahaan dijual dengan nilai yang tinggi. Untuk bisa menilai PBV saham yang baik maka standar penilaiannya ada pada angka 1. Jika rasio PBV sama dengan 1, maka investor bisa menagih semua aset senilai 100% dari total investasi apabila perusahaan dilikuidasi. Jika rasio PBV dasar 1, dengan demikiian biaya andill nilainya dibawah daripada biaya perusahaan sedangkan jika rasio PBV lebih dari 1, maka harga relatif mahal, semakin tinggi PBV maka nilai pasar saham semakin tinggi dibandingkan nilai bukunya. Sumber www.gooogle.com Menurut Rahayu dan Sari (2018:69) dalam penelitiannya terdapat beberapa indikator yang digunakan dalam pengukuran nilai perusahaan : 1. Price-to-Earnings Ratio (P/E) adalah (PER) PER yaitu jumlah yg dibandingkan biayaa penutupan suatu iuran dgn laba per sahamnya (earning per shre). Rumus untuk menghitung PER yaitu: PBV dihitung dengan membandingkan harga saham dengan nilai bukunya.
E. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Peraturan yang berkaitan dengan tata dana yang memerlukan trad-of tingkat resiko. Akuisisi meningkatkan estimasi risiko bagi perusahaan, tetapi juga meningkatkan tingkat perbaikan. Semakin besar risikonya, semakin rendah harga sahamnya, namun prediksi harga tersebut tentunya akan berdampak pada nilai perusahaan. Tata dana yg baik yaitu yg memupuk tarif andil dengan mengoptimalkan keseimbangan dan keseimbangan (Weston dan Brigham: 1990: 150).
Penelitian Hamidy, Wiksuana dan Artini (2015) menguji dampak tata dana kepada taksiran industri. Hasill uji tesis menyatakan tata dana memiliki pengaruh baik kepadaa terhadap biaya industri.
PER = Harga Pasar Saham
Laba per Lembar Saham PBV = Harga Pasar per Lembar Saham
Nilai Buku per Lembar Saham
H. Hipotesis
Istilah Yunani hipo dan tesis digabungkan untuk membentuk kata hipotesis. Hupo berarti "sementara", sedangkan thesis berarti "pernyataan" atau "teori". Akibatnya, hipotesis hanya bersifat spekulatif. Asumsi peneliti tentang masalah penelitian adalah demikian. Namun, inilah kenyataannya. Hipotesis mungkin benar atau tidak benar berdasarkan asumsi. Hipotesis, menurut Zikmud, adalah suatu proporsi atau spekulasi yang belum terbukti. Akibatnya, hipotesis masih bersifat spekulatif.
1. Diperkirakan bahwa DER, LtDER, dan DAR semuanya mempengaruhi pada PBV unutk waktu yang sama.
2. Debt to Equity Ratio (DER) diperkirakan berdampak kecil namun cukup besar terhadap Price to Book Value (PBV).
3. Diperkirakan bahwa Rasio Hutang terhadap Ekuitas Jangka Panjang (LtDER) memiliki dampak kecil namun cukup besar kepada Price to Book Value (PBV).
4. Debt to Asset Ratio (DAR) diperkirakan berdampak kecil namun cukup besar kepada PBV.
0 komentar:
Posting Komentar