Sabtu, Mei 07, 2022

PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2017-2020 dengan Mempertimbangkan Kriteria Tertentu)

 



PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2017-2020 dengan Mempertimbangkan Kriteria Tertentu)

A. Manajemen Keuangan  

Pengetahuan manajemen keuangan diperlukan tidak hanya bagi mereka yang  terlibat langsung dalam pengelolaan keuangan perusahaan atau keuangan, tetapi juga  bagi mereka yang tugas atau kegiatannya secara tidak langsung terkait dengan masalah  keuangan, seperti manajer pemasaran, manajer produksi, dan manajer sumber daya  manusia. Hal ini mengingat tanggung jawab dan aktivitas manajer keuangan yang  bekerja di berbagai profesi keuangan, baik sebagai bantuan keuangan maupun sebagai  penghasil dana. Tujuan dari teori keuangan adalah untuk memaksimalkan keuntungan  pemegang saham atau pemilik perusahaan (kekayaan pemegang saham). Tujuan  normatif ini dicapai melalui peningkatan nilai pasar perusahaan. Pengelolaan keuangan  (financial management) berkaitan dengan investasi, pengelolaan keuangan, dan  pengelolaan keuangan, menurut Horne dan Wachowicz (2005:3).    b) Kajian manajemen keuangan harus dapat menjelaskan berbagai keputusan yang  harus diambil, seperti keputusan kebijakan investasi dan dividen (disebut juga  keputusan bagi hasil) dengan tujuan meningkatkan nilai atau kemakmuran pemegang  saham perusahaan.     Pengambilan keputusan keuangan memiliki tujuan untuk meningkatkan nilai  perusahaan yang berarti meningkatkan kekayaan pemilik perusahaan, dalam hal ini  para pemegang saham. Hal ini didasarkan pada gagasan bahwa mencapai kemakmuran    memerlukan memaksimalkan nilai sekarang, atau nilai sekarang dari semua manfaat  masa depan, yang diterima oleh pemilik perusahaan.     

Dalam perkembangannya manajemen keuangan semula dinamai manajemen  pembelanjaan karena pada saat itu manajer keuangan hanya berusaha mencari dana dari  dalam (internal financing) perusahaan. Menghimpun dana dari dalam perusahaan guna  untuk memenuhi kebutuhan modal yang berasal dari pemilik atau calon pemilik.  Sedangkan menghimpun dana dari luar perusahaan (external financing) bisa dilakukan  dengan mengambil dari sumber-sumber modal yang berasal dari luar perusahaan  misalnya melakukan pinjaman dari bank atau investor, atau menjual obligasi (tanda  bukti hutang perusahaan kepada pihak luar perusahaan).     

 

B. Teori Struktur Modal  

Menurut teori struktur modal:  

1. Teori Struktur Modal Modigliani dan Miller (1958)   Menurut Modigliani dan Miller (1958) Teori Struktur Modal MM, nilai pasar  perusahaan tidak terpengaruh oleh struktur modalnya di pasar yang berkinerja  baik. Perlakuan yang berbeda atas bunga dan deviden, menurut Modigliani dan  Miller, akan menghasilkan sumber daya yang berasal dari semua hutang dan  pengurangan pajak karena penggunaan dana dalam pendapatan perusahaan,  tetapi perlakuan pajak penghasilan atas keuntungan yang diperoleh investor  akan mengurangi keuntungan yang digunakan. (tingkat pengembalian yang  diperlukan), sehingga mendorong penggunaan ekuitas untuk sumber daya. Ini  mungkin tidak mungkin untuk membiayai perusahaan sepenuhnya dengan  hutang karena ini akan menurunkan kemampuan perusahaan untuk  mendapatkan keuntungan dari penggunaan ekuitas.    

2. Teori Pecking Order  Teori pecking order, kami memiliki ide-ide berikut: Pertama,  perusahaan memilih sumber pendanaan internal. Hal ini karena dana tersebut  diperoleh tanpa menimbulkan sinyal negatif yang dapat menurunkan harga  saham. Kedua, jika perusahaan membutuhkan sumber pendanaan eksternal,  tahap pertama adalah penerbitan utang dan penerbitan saham adalah langkah  terakhir. Artinya, penerbitan utang sepertinya tidak akan dianggap sebagai  sinyal buruk oleh investor.  

Menurut Sudanae (2011:175) ada dua teori Peccking order dalam dunia praktik  yakni:  

1. Pemakaian Sumber Interrnal  Suatu perusahaan memiliki kewajibannya yang harus dibayar berupa utang.  Dalam kondisi ini masyarakat melihat utangnya mendekati bebas risiko  sementara manajer melihat besar kemungkinan utangnya gagal bayar.

Manajer  akan mencari jalan keluar dengan mendanai proyek menggunakan laba ditahan.  

2. Memuncullkan sekuritaas yang berisiko sedikitt  Dari sudut pandang investor, obligasi korporasi relatif kurang berisiko  dibandingkan saham. Hal ini karena investor obligasi dapat memperoleh  pendapatan yang stabil jika dapat menghindari kesulitan keuangan perusahaan.  

 

C. Struktur Modal  

Kebijakan struktur modal adalah keputusan antara pendekatan berbasis risiko  dan menghindari risiko. Jika perusahaan memenuhi kebutuhan keuangannya dengan  memprioritaskan pemenuhan sumber internal, ketergantungannya pada pihak ketiga  akan sangat berkurang. Jika kebutuhan uang tunai konstan karena ekspansi perusahaan,  dan semua dana internal telah habis, satu-satunya pilihan adalah mendapatkan dana dari  luar organisasi, baik dengan mengeluarkan hutang baru. Sangat penting untuk mencari  keseimbangan terbaik antara dua sumber pendanaan  Berbagai pertimbangan harus dipertimbangkan saat memilih struktur modal,  menurut Husnan (1993:269). Diantaranya adalah sebagai berikut:   

1. Lokasi bagi hasil  Suatu yg ingin diicapai bagi perusahaann ialah apa yang dimaksud  dengan posisi distribusi keuntungan. Dengan varians yang sama, semakin  besar "nilai yang diantisipasi" dari keuntungan, semakin kecil  kemungkinannya untuk kalah.   

2. Konsistensi pendapatan dan laba  Aspek lain yang mempengaruhi stabilitas laba adalah jumlah laba dan  jumlah utang yang dapat ditentukan untuk menentukan penjualan. Spread  akan lebih rendah jika profit lebih konsisten.   

3. Kebijakan dividen  Banyak bisnis berusaha untuk mempertahankan kebijakan dividen yang  konsisten.   

4. Pertahankan kendali atau pertahankan kendali  Daripada menerbitkan saham baru, korporasi mungkin memilih untuk  menggunakan "leverage" tingkat tinggi. Terlepas dari kenyataan bahwa  pengeluaran lebih menguntungkan, korporasi lebih suka meminjam. Hal ini  disebabkan keputusan perusahaan untuk membagi kepemilikan (yang juga  termasuk “pengendalian”) dengan pihak lain. Karena tidak menutup  kemungkinan pihak yang semula menguasai mayoritas saham akan  memotong pembagiannya sebagai akibat dari perebutan saham baru.  Akibatnya, kendali perusahaan akan berkurang.   

5. Ada kemungkinan Anda akan bangkrut.   Pada kenyataannya, begitu sebuah perusahaan mencapai jumlah  "leverage" tertentu, tingkat bunga naik dengan cepat karena kreditur menjadi  cemass tentang kerugian kantor. Akibatnya, jumlah pinjaman akan lain darii  angka tertentu.   Mustafa mengatakann (2017:86) ada bagiian yg mempengarruhi keputusan struktuur  dana :  

1. Tingkat pertumbuhan penjualan di masa depan   Meskipun pertumbuhan perusahaan tetap konstan, ia akan  menghasilkan laba yang cukup besar untuk mengurangi utangnya, bahkan jika  ia tidak dapat menggunakan utang dalam operasinya. Di sisi lain, jika  pertumbuhan perusahaan sedang, atau bahkan tidak ada, kemungkinan  korporasi menggunakan utang lebih tinggi.    

2. Stabilitas dan pertumbuhan penjualan   Jika penjualan perusahaan berkembang secara teratur, perusahaan  secara otomatis akan mendapatkan pendapatan yang cukup untuk mengurangi  hutangnya dan bahkan menghilangkan penggunaan hutang dalam operasi  perusahaan. Sebaliknya, jika penjualan perusahaan tetap datar, perusahaan  akan menurunkan kas yang terkumpul, yang mengakibatkan peningkatan  hutang perusahaan.  

 

Bagian harta  Jika sebuah perusahaan memiliki modal yang cukup, tidak perlu  pinjaman. Jika tidak, perusahaan dengan modal rendah akan mengandalkan  pinjaman.   

Sikap manajemen  Beberapa pemimpin dalam bisnis perusahaan berani mengambil risiko,  sementara yang lain menolak mengambil risiko. Manajer yg berani  mengambil risiko adalah manajer yang ingin bertindak positif dan selalu  mengembangkan bisnis perusahaan, membutuhkan modal yang besar, dan  berani meminjam atau meminjam uaang.  

Kondisi Pasarr  Pasar modal mudah untuk mendapatkan uang dalam bentuk pinjaman,  sehingga perusahaan dapat dengan mudah mendapatkan pinjaman yang cukup  besar dan sebaliknya.  

Pajak  Karena tarif pajak cukup tinggi, perusahaan akan ingin memperoleh  jalur kredit yang cukup besar. Selain itu, karena perusahaan terlilit hutang, maka  korporasi akan membayar bunga yang cukup tinggi untuk menurunkan laba  yang akan dikenakan pajak. Sebaliknya, perusahaan tidak akan memberikan  kredit besar jika tarif pajaknya cukup rendah.  Menurut Husnan (1989:264) terdapat berbagai metode penentuan struktur  modal :  

1. Analisis EBIT-EPS  Leverage keuangan melibatkan penggunaan dana yg didapatt melalui  uang tetap tertentu serta impiian memperbanyak pengembalian pemegang  modal mereka. Leverage yang menguntungkan terjadi ketika perusahaan  memperoleh lebih banyak dari dana yang dibeli daripada biaya untuk  menggunakan dana tersebut. Leverage negatif terjadi ketika keuntungan dari  penggunaan dana tidak cukup besar untuk menutupi biaya dana.  

2. Analisa Aliran Kas Sangat penting untuk mengevaluasi kemampuan arus kas perusahaan  untuk membayar kewajiban tetap perusahaan sambil memutuskan struktur  modal (beban) yang benar. Semakin banyak hutang dan semakin pendek  durasinya, semakin tinggi biaya tetap perusahaan. Pokok, bunga, pembayaran  sewa, dan dividen saham preferen adalah semua biaya tetap. Karena beban harus  dipenuhi dengan kas, perusahaan harus memperkirakan arus kas masa depan  sebelum memutuskan penambahan beban tetap. Semakin kuat kemampuan  perusahaan untuk menggunakan hutang, semakin besar dan semakin dapat  diandalkan arus kasnya.  

3. Membandingkan Rasio Struktur Modal  Perusahaan yang digunakan seringkali berasal dari industri yang sama.  Apabila perusahaan yang dinilai mempunyai struktur modal yang jauh  menyimpang dengan struktur modal industri maka biasanya terjadi kecurigaan  terhadap perusahaan tersebut, meskipun demikian tidaklah mesti perusahaan  tersebut salah bisa jadi perusahaan-perusahaan lain pada industri sama terlalu  konservatif dalam penyusunan modalnya (dengan kata lain mungkin komponen  modal sendiri terlalu besar) mungkin struktur modal yang optimal pada industri  seharusnya lebih banyak menggunakan komponen hutang. Dengan demikian  penggunaan hutang dalam proporsi cukup besar (kalau dibandingkan dengan  rata-rata industri) dari perusahaan tersebut, mungkin bisa dibenarkan. Meskipun  demikian, karena para investor cenderung membandingkan dengan industri  perusahaan perlu pula menaruh perhatian dalam hal ini.  Struktur modal bisa diperhatikan melalui rasio yaknii debt to equity ratio  (DER), long term debt to equity ratio (LtDER) dan debt to asset ratio (DAR).   

 

Rasio utang terhadap ekuitas (DER) didefinisikan oleh Kasmir (2014:157)  sebagai jumlah liabilitas kepada modal. Saat menghitung jumlah ini, semua  piutang , termasuk utang lancar, dibandingkan dengan total ekuitas.

Rumus untuk menghitung jumlah liabilitas kepada modal Rasio ini digunakan untuk menghitung nilai setiap rupiah dari modal sendiri yang digunakan sebagai jaminan utang. Rasio utang terhadap ekuitas memiliki  dampak langsung pada risiko keuangan organisasi atau perusahaan.

Peluang  bahwa korporasi akan gagal memenuhi kewajibannya dikenal sebagai risiko  keuangan. Ketika rasio utang terhadap ekuitas perusahaan tinggi, itu  meningkatkan kemungkinan gagal dan dilikuidasi.  

LtDER adalah jumlah dipakei agar menakar pengembalian terus-menerus  dibandingkan serta keseluruhan dana, menurut Fahmie (2013, 182).      

Debt to Equity Ratio =  Total Hutang Ekuitas  

Long Term DER = Hutang jangka panjang Modal sendiri

 

Menurut Kasmir (2017:112), ukuran seberapa besar piutang dimanfaatkan  dalam mendanai aset perusahaan atau seberapa besar utang mempengaruhi  manajemen asset disebut sebagai debt to asett ratio.

 

D. Nilai Perusahaan   

Nilai perusahaan menurut Agus Prawoto (2016:21), merupakan penjumlahan  dari seluruh aset, baik aset berwujud fungsional atau non fungsional. Apabila tatanan  modal industri diperhitungkan, anggaran industri mengacu pada seluruh komposisi  modalnya, yaitu nilai pasar wajar. Sementara itu, Hery (2017:5) mendefinisikan nilai  sebagai penilaian investor atas kesuksesan seorang pemimpin melalui pengelolaan  kualitas industri yg didelegasikan, yg seringkali pada tarif kontribusi.  Adanya keterkaitan kendala serta manfaat yg diimpikan, menurut Husnan (1993:36),  merupakan aspek penting dalam penilaian perusahaan. Karena investor berisiko  merugikan, jika mereka disajikan peluang investasi yang bebas risiko, mereka akan  memperoleh tingkat pengembalian yang lebih tinggi.  Ada berbagai macam nilai perusahaan, menurut Yuliius dan Taringan (2007:3):

  

a. Hitung Pasar Wajar  Hitung simbolis yaitu jumlah yg secaara resmi ditentukan melalui perhiitungan awal  perusahaan.  

b. Harga Pasar  Debt to Asset Ratio = Total utang    

Total aktiva  Nilai pasar, juga dikenal sebagai nilai tukar, yaitu hargaa yg dihasilkan melalui tahapan  negosiasi pekan andil. Hanyya ketika andil industri dipasarkan ddi bursa andil,  anggaran pekan dapat dihitung.  

c. Nilai Intrinsik  Taksiran intrinsik ini mengacu pada nilai asli yang dinilai perusahaan. Dalam  pengertian ini, nilai suatu korporasi ditentukan tidak hanya oleh harga asetnya, tetapi  juga oleh nilainya sebagai entitas komersial yang mampu menghasilkan laba.    

 

Harga sebuah perusahaan sering dibandingkan dengan nilai bukunya untuk menentukan  nilainya. Nilai harga buku adalah jumlah yg menampilkan selisih biaya pekan per andil  melauii taksiran arsip per andil, Menurut Herry (2016:145).   

Melalui PBV ratio para pemegang saham atau investor bisa mengambil keputusan  dalam berinvestasi dimana semakin baik kemampuan perusahaan atau performa  perusahaan dijual dengan nilai yang tinggi. Untuk bisa menilai PBV saham yang baik  maka standar penilaiannya ada pada angka 1. Jika rasio PBV sama dengan 1, maka  investor bisa menagih semua aset senilai 100% dari total investasi apabila perusahaan  dilikuidasi. Jika rasio PBV dasar 1, dengan demikiian biaya andill nilainya dibawah  daripada biaya perusahaan sedangkan jika rasio PBV lebih dari 1, maka harga relatif  mahal, semakin tinggi PBV maka nilai pasar saham semakin tinggi dibandingkan nilai  bukunya. Sumber www.gooogle.com  Menurut Rahayu dan Sari (2018:69) dalam penelitiannya terdapat beberapa indikator  yang digunakan dalam pengukuran nilai perusahaan :  1. Price-to-Earnings Ratio (P/E) adalah (PER)  PER yaitu jumlah yg dibandingkan biayaa penutupan suatu iuran dgn laba per  sahamnya (earning per shre). Rumus untuk menghitung PER yaitu:   PBV dihitung dengan membandingkan harga saham dengan nilai bukunya.

 

E. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan   

Peraturan yang berkaitan dengan tata dana yang memerlukan trad-of tingkat  resiko. Akuisisi meningkatkan estimasi risiko bagi perusahaan, tetapi juga  meningkatkan tingkat perbaikan. Semakin besar risikonya, semakin rendah harga  sahamnya, namun prediksi harga tersebut tentunya akan berdampak pada nilai  perusahaan. Tata dana yg baik yaitu yg memupuk tarif andil dengan mengoptimalkan  keseimbangan dan keseimbangan (Weston dan Brigham: 1990: 150).

Penelitian Hamidy, Wiksuana dan Artini (2015) menguji dampak tata dana kepada  taksiran industri. Hasill uji tesis menyatakan tata dana memiliki pengaruh baik kepadaa  terhadap biaya industri.  

PER = Harga Pasar Saham   

Laba per Lembar Saham  PBV = Harga Pasar per Lembar Saham     

Nilai Buku per Lembar Saham  

 

H. Hipotesis   

Istilah Yunani hipo dan tesis digabungkan untuk membentuk kata hipotesis.  Hupo berarti "sementara", sedangkan thesis berarti "pernyataan" atau "teori".    Akibatnya, hipotesis hanya bersifat spekulatif. Asumsi peneliti tentang masalah  penelitian adalah demikian. Namun, inilah kenyataannya. Hipotesis mungkin benar  atau tidak benar berdasarkan asumsi. Hipotesis, menurut Zikmud, adalah suatu proporsi  atau spekulasi yang belum terbukti. Akibatnya, hipotesis masih bersifat spekulatif.    

1. Diperkirakan bahwa DER, LtDER, dan DAR semuanya mempengaruhi pada  PBV unutk waktu yang sama.  

2. Debt to Equity Ratio (DER) diperkirakan berdampak kecil namun cukup  besar terhadap Price to Book Value (PBV).  

3. Diperkirakan bahwa Rasio Hutang terhadap Ekuitas Jangka Panjang (LtDER)  memiliki dampak kecil namun cukup besar kepada Price to Book Value (PBV).  

4. Debt to Asset Ratio (DAR) diperkirakan berdampak kecil namun cukup besar  kepada PBV.  

Continue reading PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2017-2020 dengan Mempertimbangkan Kriteria Tertentu)