Kamis, Desember 15, 2022

UPAYA PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI DALAM SUDUT PANDANG ADAPTIVE GOVERNANCE




UPAYA PENINGKATAN KINERJA PEGAWAI DALAM SUDUT PANDANG ADAPTIVE GOVERNANCE 


Hasil Penelitian Terdahulu

          Ada penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya terkait upaya peningkatan kinerja pegawai dalam sudut pandang adaptive governance diantaranya yaitu : Isal Anwar Hasan dan Rudiyansyah (2017) membahas tentang Strategi peningkatan kinerja pegawai(studi kasus di kantor radio Republik

Vicky Syaifuddin (2018) yang membahas tentang Upaya peningkatan kerja aparatur sipil Negara hasil pembahasan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja Aparatur Sipil Negara, kerangka konsepbudaya organisasi, dan upaya meningkatkan kinerja Aparatur Sipil Negara. Persoalan kinerja Pegawai Negeri Sipil akan dapat terlaksana dan terpenuhi apabila beberapa faktor yang mempengarhuinya. Salah satu faktor yang dimaksud adalah budaya organisasi. Membahas masalah budaya itu sendiri merupakan hal yang esensial bagi suatu organisasi, karena akan selalu berhubungan dengan kehidupan yang ada dalam organisasi.Budayaorganisasi merupakan falsafah, ideologi, nilai-nilai, anggapan,keyakinan, harapan, sikap dan norma-norma yang dimiliki secara bersama serta mengikat dalam suatu komunitas tertentu. Secara spesifik budaya dalam organisasi akan ditentukan oleh kondisi team work, leaders dan characteristic of organization serta administration process yang berlaku.          

1.2  Teori Adaptive Governance

 

Dalam Tata kelola adaptif merupakan konsep dari teori institusional yang berfokus pada evolusi institusi formal dan informal untuk pengelolaan dan penggunaan aset bersama, seperti sumber daya alam dan aset lingkungan yang menyediakan jasa ekosistem. Dengan demikian, gagasan tersebut mencakup baik 'efisiensi' dan 'pengadopsian' pengaturan kelembagaan potensial, yang berkontribusi pada pemahaman yang lebih jelas tentang opsi untuk mengatasi berbagai jenispasar dan kegagalan  kelembagaan yang dapat menghambat pengembangan dan implementasi opsi kebijakan peningkatan kesejahteraan ( lihat Bowles 2003, Ostrom 2005)

                             . Adaptive governance diharapakan agar mempercepat transisi dalam pengelolaan pemerintahan, agar masalah- masalah komplek yang dihadapi oleh pemerintah saat ini dapat selesai. memajukan kepentingan bersama, tujuan dan kriteria yang tepat  dalam upaya peningkatan kinerja pegawai.

                             Adaptive Governance berfungsi untuk meningkatkan peran stret level birokrasi, regulasi, dan manajemen lainnya.Dengan menjalankannya Adaptive Governance dapat merangkum seluruh pola pemerintahan untuk mendefinisikan kembali peran mereka dan memfasilitasi tujuan pemerintah dalam kebijakan sumber daya alam dan organisasi.Pemerintahan adaptif mengacu ke pemerintahan baru mendefinisikannya sebagai bentuk koordinasi sosial dimana tindakan dikoordinasikan secara sukarela oleh individu dan organisasi dengan kemampuanmengatur dan memperkuat diri sendiri. Tinjauan ini berkonsentrasi pada pengalaman pemerintahan Adaptif (Adaptife Governance) dari sistem sosial-ekologis selama periode perubahan mendadak/krisis dan menyelidiki sumber sosial pembaruan dan reorganisasi. Tata kelola semacam itu menghubungkan individu, organisasi, lembaga, dan lembaga di berbagai tingkat organisasi. Sistem pemerintahan Adaptif sering mengatur diri sendiri sebagai jejaring sosial dengan tim dan kelompok aktor yang memanfaatkan berbagai sistem pengetahuan dan pengalaman untuk pengembangan pemahaman dan kebijakan bersama.Sistem sosial – ekologis yang tangguh dapat memanfaatkan masalah sebagai peluang untuk berubah manjadi negara yang lebih diinginkan.

  2.3 Karakteris Adaptive Governance

 Hubungan antara karakeristik  adaptive governance dalam upaya peningkatan kinerja pegawai

polycenic and multilaed institutions

Multiple actors at tiple levels

Participan nd collaboration

Leadership, trust, social capital

 


sebagai berikut :

Resilience

(to natural hazands):

Ability to self-organize, learn, and adapt

Lerning and innovon

Publicsocial learning and institutional memory

Self-organizaon/networks

Bridgg orgazation, boundary, organization, transion arena

 

 

 

 

 

 

 

diatas menunjukan keterkaitan antara karakteristik utama adaptive governance yang membantu upaya peningkatan kinerja pegawai. Panah garis yang padat menunjukan hubungan utama diantara karakteristik. Institusi polisentris dan multilayer adalah langkah kunci dalam arah tata kelola adaptiveJaringan ini pada gilirannya membantu meningkatkan pembelajaran dan inovasi, yang dapat menciptakan kondisiyang memungkinkan untuk meningkatkan kinerja pegawai.

2.4 Manajemen Sumber Daya Manusia

 

Untuk pembinaan serta pengembangan sumber daya manusia diperlukan suatu strategi tertentu, sehingga hasil yang di harapkan bisa tercapai. Hendry Mintzberg  yang menjelaskan bahwa, peran-peran manajemen (manage ment roles) merujuk pada tindakan- tindakan dan perilaku-perilaku yang diharapkan dari seorang manajer. Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang memiliki peranan penting dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Karena pencapaian tujuan suatu organisasi. Manajer yang mampu melihat sumber daya manusia sebagai aset yang harus dikelola dengan baik adalah manajer yang berhasil. Karena tanpa adanya sumber daya manusia yang baik, kegiatan operasional suatu organisasi atau perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik.

Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu usaha yang terencana dan sistematis untuk meningkatkan pengetahuan pegawai baik secara teknis, teoritis, konseptual dan moral sesuai dengan kebutuhan organisasi sekarang maupun dimasa depan.

Manajemen sumber daya Manusia sangat penting karena memiliki proses dan upaya untuk merekrut, mengembangkan, memotivasi, serta melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap sumber daya manusia yang dibutuhkan organisasi untuk mencapai suatu tujuan. Sumber Daya Manusia ilmu untuk mengatur hubungan dan peran tenaga kerja secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan utama pemerintah. Manajemen sumber daya manusia digunakan oleh organisasi sebagai fungsi untuk mengetahui prkembangan – perkembangan didalam organisasi tersebut dan juga memperhatikan hubungan kerja setiap pegawai dengan baik.

Faktor yang perlu dipertahankan implementasinya dalam mendukung keberhasilan strategi pengembangan organisasi dan SDM adalah : Peran satuan orang yang mengelola SDM, Peran pegawai yang bersangkutan, Pelatihan dalam jabatan, Sistem magang , Role Playing, Simulasi, Pelatihan Laboratorium.

 

2.5  Pemahaman Tentang  Kinerja Pegawai

 

2.5.1 Definisi Kinerja Pegawai

 

Keberhasialan suatu organisasi dalam mencapai tujuan tergantung pada bagian para pegawai dalam melaksanakan tugasnya masing-masing. Dalam suatu organisasi berhasil tidaknya tujuan yang akan dicapai sangat ditentukan oleh kinerja pegawai. Kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil yang dicapai oleh pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas yang berikan kepada seseorang yang didasarkan atas kecakapan, kemudian pengalaman dan kesungguhan serta penggunaan waktu yang efektif. Kinerja pegawai akan baik jika pegawai tersebut telah melaksanakan unsur-unsur yang terdiri dari kesetiaan, komitmen, dan tanggung jawab yang tinggi pada pekejaannya.

Salah satu definisi kinerja yang disampaikan oleh Martoyo (2007:92) bahwa kinerja merupakan penampilan kerja karyawan sendiri dan taraf potensi karayawan dalam upayanya mengembangkan diri untuk kepentingan organisasi. Jadi kinerja merupakan hasil output dari suatu proses. Jika output tersebut berasal dari karyawan, maka hal itu dinamakan kinerja karyawan.

Menurut Dwiyanto (1995:57) kinerja adalah produktivitas, kualitas layanan dan responsivitas. kinerja seorang pegawai dapat dilihat dari sejauh mana  pegawai itu melaksanakan tugasnya dengan tertib dan bertanggung jawab, kemampuan menggerakkan dan memotivasi siswa untuk belajar dan bekerjasamanya dengan pegawai.

2.6 Pengertian Kinerja

                                             

Kinerja berasal dari kata pengertian performance. Pengertian performance sebagai hasil kerja atau prestasi kerja, tetapi kinerja juga mempunyai arti lebih luas bukan hanya hasil kerja namus termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung.

            Kinerja adalah  the desire of any employees behavior performance.”: “Performance is output drive from processes human or otherwise.  Menurut “Manajemen Kinerja” yaitu : “Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi pada ekonomi.

             Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas seseorang dalam melaksanakan funsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan padanya.

            bahwa apat efektivitas dan efisiensi dalam mencapai target dan sasaran kinerja merupakan bagian dari aktivitas yang telah dilakukan seseorang berdasarkan fungsi pokok individu/organisasi yang dalam periode tertentu . Tetapi dalam kenyataan kinerja pegawai dalam memberikan layanan pada masyarakat umum selama ini masih terkesan sambat dan berbelit-belit, kurang adanya efisiensi dan efektifitas. Menurut The Liang Gie (1989:131):

a.       Pengalaman Kerja/ Masa Kerja

Pengalaman Kerja/Masa Kerja disini menentukan bahwa lamanya pegawai selama dia bekerja dalam suatu kantor atau perusahaan dan selama itu pula seseorang mendapatkan berbagai pengalaman dalam bidang tugas pekerjaannya.

Berdasarkan pengertian di atas bahwa dengan adanya pengalaman kerja seorang pegawai/aparat maka semakin mampu atau cakap aparat tersebut dalam kepadanya karena yang dimiliki pegawai tersebut dapat mengembangakan kreatifitas dan daya inovasi dalam mengatasi berbagai masalah yang ada dalam dunia kerja dan hal ini mampu membawanya kepada masa depan karir yang lebih cerah.

 

b.      Disiplin Kerja

disiplin kerja merupakan  tingkah laku yang menggambarkan ketaatan seseorang maupun sekelompok orang terhadap aturan yang berlaku, dimana sikap ini timbul atas kesadaran individu untuk menciptakan suatu ketertiban dan ketentraman dalam organisasi. Didalam suatu organisasi disiplin kerja sangat diperlukan agar segala peraturan,ketentuan,serta prosedur kerja dapat ditaati dan dilaksanakan dengan baik dan lancar yang pada akhirnya dapat mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

Terdapat 3 macam aspek kinerja yang akan menentukan keberhasilan suatu kinerja pegawai yaitu :

a)      Kinerja proses

1.      Sarana fisik

2.      Sarana non fisik

b)      Kinerja pelaku

 faktor yang mempengaruhinya:

1.      Meknisme umpan balik, juga akan memberikan suatu umpan balik yang atas dasar umpan balik itu kinerja yang sudah baik dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan.

2.      Faktor internal pegawai atau pelaku, faktor internal ini meliputi kemampuan psikotorik (gerak), dan yang sikap efektif.

c)      Kinerja keluaran atau hasil

Kinerja keluaran atau hasil pekerjaan adalah suatu ukuran kualitatif atau kuantitatif dan menggambarkan wujud aktual suatu produk akhir suatu pekerjaan (keluaran atau hasil pekerjaan) atau proses pekerjaan.

Adapun indikator- indikator kinerja yaitu :

1.      Masukan (inputs) indikator masukan merupakan suatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dalam program berjalan untuk menghasilkan keluaran.

2.       (outcomes) indikator hasil tetntang jangka dekat atau setengah.

3.      Manfaat (benefits) imemberikan secara langsug fasilitas yang ada.

Pengertian Kinerja sebagai s salah satu pelanalaman untuk seseorang dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Pengertian Kinerja menurut Sukmalana diatas,mengisyaratkan untuk mencapai perbaikan terhadap produktivitas harus didukung oleh orang-orang yang memiliki kecakapan,kemampuan, keterampilan serta pengalaman dalam bekerja. Sesorang yang memiliki pendidikan tertentu akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan pekerjaannya dan akan memiliki semangat kerja yang tidak banyak melakukan kesalahan dalam bekerja.Dapatdikatakan bahwa secara tidak langsung pendidikan dan pelatihan adalah penunjang utama dalam usaha meningkatkan kinerja baik bagi calon pegawai maupun bagi yang telah bekerja. Pendidikan dn pelatihan kerja minimal ditunjukan untuk beberapa arah yaitu :

a.       Peningkatan pengetahuan, baik teknis maupun manajerial.

b.      Peningkatan keterampilan yang bersifat teknis.

c.       Peningkatan motivasi dalam kerja.


 METODE PENELITIAN

 3.1 jenis penelitian

            Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Dan dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.Menurut Sugiyono (2011: 9) teknik pengumpulan data bersifat induktif atau kualitatif, dan  hasil penelitian lebih menekankan makna daripada generalisasi.Penelitian ini dilakukan agar peneliti dapat memperoleh informasi secara langsung pengetahuan tentang Upaya Peningkatan Kinerja Pegawai Dalam Sudut Pandang Adaptive Governance di kantor camat Lowokwaru.

 

1.2     Fokus Penelitian

Fokus penelitian  ini bermanfaat dalam pembatasan mengenai objek penelitian yang diangkat. Menurut (Sugiono 2017;207 ) pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi dan reabilitas masalah yang akan dipecahkan. Peningkatan kinerja pegawai dalam sudut pandang adaptive governance dilakukan untuk meningkatkan kemampuaindividu, kelompok maupun organisasi itu sendiri.


3.3  Informan Penelitian

Informan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah orang yang memang benar-benar tahu atau pelaku yang terlibat langsung dengan permasalahan penelitian. Informan tersebut harus memiliki banyak pengetahuan dan pengalaman mengenai penelitian, serta dapat memberikan pandangannya tentang nilai-nilai, sikap, proses dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian setempat. Adapun yang bisa menjadi informan dalam penelitian ini adalah :

1.      Camat Lowokwaru  Kota Malang 

2.      Sekertaris Camat Lowokwaru.

3.      Pegawai kantor Camat Lowokwaru.

4.      Badan Kepegawaian Daerah (BKD)

1.3  Teknik Pengumpulan Data

 

        Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.Tanpa mengetahui teknik pengumpukan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono 2016:224). Dalam teknik pengumpulan data ,triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat gabungan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber yang ada yaitu :

 

 

1)      Observasi

Peneliti dengan melakukan pengamatan secara langsung tentang kinerja pegawai kecamatan Lowokwaru dengan mengidentifikasi  upaya peningkatan  kinerja pegawai dalam sudut pandang  adaptive governance.

Jenis observasi yang digunakan adalah observasi terus terang atau tersamar. Adapun yang diamati oleh peneliti adalah kinerja pegawai kecamatan lowokwaru dan faktor pendukung dalam meningkatkan kinerja pegawai.

2)      Wawancara

Wawancara digunakan sebagai salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh informasi-informasi yang aktual langsung dari sumbernya. Menurut Deddy Mulyana (2004 : 180) bahwa :

“Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang  lainnya dengan menggunakan pertanyaan – pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.

Dari jenis wawancara yang dilakukan adalah dengan wawancara bebas dan mendalam.Wawancara ini dilakukan dengan proses tanya jawab yang lisan secara langsung kepada berbagai pihak seperti Camat Lowokwaru dan Badan kepegawaian Daerah.

Informan penelitian yang diwawancara :

1.      Bapak Joao Maria Gomes De Carvalho selaku Camat Lowokwaru

2.      Bapak Hariadi Budhi selaku Sekertaris Camat Lowokwaru

3.      Bapak Ramdhani Adhy Pradana selaku Kasubag Umum dan kepegawaian Kecamatan Lowokwaru

4.      Bapak Wahyu Ariyanto selaku  Kasubag umum dan kepegawaian BKPSDM Kota Malang

 

3)      Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik menggunakan dokumen atau bahan-bahan tertulis, cetak, rekaman peristiwa yang berhubungan dengan hal yang akan diteliti. Dokumentasi digunakan sebagai sumber data yang akan dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan untuk meramal suatu fenomena sosial yang berkaitan dengan penelitian. Sebelum peneliti melakukan observasi terlebih dahulu mencari referensi melalui buku, jurnal, artikel di internet serta sumber lainnya yang dianggap relevan dengan permasalahan yang akan diteliti. Adapun jenis dokumentasi yang didapatkan peneliti adalah dokumentasi terkait kegiatan yang ada di kecamatan lowokwaru yang dilakukan pegawai mengenai kinerja pegawai di kecamatan lowokwaru.

1.5  Teknik  Analisis Data

 

Menurut Bogdan dan Biklen (dalam Purnomo 2009:84), analisis data ialah proses pencarian dan penyusunan data yang sistematis melalui transkip wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi yang secara akumulasi menambah pemahaman peneliti dalam terhadap yang ditemukan.

Sementara itu, Miles and Huberman (dalam Sugiyono 2017:132) mengemukan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh.

Model penelitian Kualitatif versi Miles dan Huberman (dalam Purnomo 2009:85) analisis data terdiri dari beberapa kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu koleksi data, reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulaan atau verfikasi. Metode tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1.        Koleksi Data (Data Collection)

Kegiatan utama pada setiap penelitian adalah mengumpulkan data, dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dilakukan secara berhari-hari, mungkin berbulan-bulan, sehingga data yang diproleh akan banyak. Pada tahap awal, peneliti melakukan penjelajahan secara umum terhadap situasi sosial/obyek yang diteliti, semua yang dilihat dan didengar direkam semua. Oleh karena itu, peneliti akan memperoleh data yang sangat banyak dan bervariasi.

2.        Reduksi Data (Reduksi Data)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan tranformasi data “kaar” yang muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data, dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusuri tema, membuat gugus-gugus, menulis memo, dan lain sebagainya, dengan maksud menyisihkan data/informasi yang tidak relevan. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, menegkategorisasikan, mengarahkan, membuang data yang tidak per lu, dan mengorganisasan data sedemikian rupa sehingga akhirnya data yang terkumpul dapat terverifikasi.

3.        Penyajian data (Data Display)

Penyajian data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajian juga dapat berbentuk matris, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah dipahami.

 

 

4.        Penarikan Kesimpulan (Verification)

Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan di akhir penelitian kualitatif. Peneiliti harus sampai pada kesimpulan dan melakukan verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran kesimpulan yang disepakati oleh subjek penelitian untu dilaksanakan. Makna yang dirumuskan penelitian dari data harus diuji kebenaran, keecocokan, dan kekokohannya. Peneliti harus menyadari bahwa dalam mencari makna,ia harus menggnakan pendekatan emik, yaitu dari kacamata key informan dan bukan penafsiran makna menurut pandangan peneliti (pendekatan etik).Tindakan memvalidasi data sangat penting dalam penarikan kesimpulan.

Dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena telah dikemukakan bahwa masalah dalam penelitian kualitatif bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Temuan dapat berupa deskripsi atas gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kasual atau interaktif, hipotesis atau teori.

Miles dan Huberman dalam buku yang telah direvisi tahun 2014 (Sugiyono 2019: 328) mengemukakan bahwa proses dan komponen analisis data kualitatif ditunjukkan pada gambar 3.1. Perbedaan dengan yang lama adalah, data reduction diganti dengan data condensation. Kondensasi data adalah proses memilih, memfokuskan, menyederhanakan, membuat abstaksi data dari hasil catatan lapangan, inteerview, transkip, berbagai dokumen dan catatan lapangan. dengan menggunakan data kondensasi, data akan menjadi lebih kuat.


1.6  Lokasi Penelitian

 

Lokasi penelitian dilaksanakan di kecamatan Lowokwaru Kota Malang yang beralamat di jalan Cengger Ayam 1 No.12, Tulusrejo Kota Malang. Lokasi ini dipilih karena kecamatan Lowokwaru Kota Malang merupakan salah satu instansi pemerintahan yang berupaya meningkatkan kinerja pemerintahan.

3


Lokasi: Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar